// Posted by :Mahardhika // On :Rabu, 14 Maret 2012

Facebook bukan tempat yang tepat untuk berkeluh kesah akan masalah yang sedang dihadapi. Situs ini adalah sentral informasi pribadi.
Salah menuliskan sesuatu, maka akan berujung fatal. Dan ini dialami gadis 15 tahun asal Amerika Serikat (AS).
Hannah Jordan, seorang gadis asal Albermarle, Nort Carolina, AS, mengeluh soal pekerjaan rumah yang kerap ia lakukan. Ia tertekan dan stress (lelah).
Melalui Facebook segala unek-unek tentang aktivitas dirinya, ia tumpahkan dalam akunnya di jejaring sosial tersebut. Namun curhat sosial ini nampaknya berujung panjang.



Sang ayah, Tommy Jordan, melihat tingkah laku anak gadisnya yang baru berusia 15 tahun tersebut berang. Ia mengganggap Hannah Jordan tidak menghormatinya sebagai ayah.
Kalap mata, Tommy Jordan menembak laptop Hannah Jordan dan merekam video tersebut kemudian diunggah ke laman Facebook-nya.

“Jika kamu menghormati orangtua dan diri Anda sendiri untuk posting hal semacam ini di Facebook, Anda layak mendapatkan kasih sayang dan cinta yang kuat. Hari ini, putri saya mendapatkan keduanya,” ucap Tommy Jordan dalam video yang ia unggah di Facebook.

mereka yang kurang setuju dengan metode didik ala Tommy Jordan, telah menelepon polisi atau layanan pelindungan anak.
Namun apa kata polisi tersebut? Mereka justru berterima kasih atas tidakan Tommy Jordan. Mengapa?
Kepolisian menganggap aksi Tommy Jordan adalah sebuah tindakan positif. Polisi menekankan pada video yang diunggah Tommy Jordan pasca penembakan.

Setelah aksi tersebut, Tommy Jordan lantas mengungkapkan motif dibalik penembakan laptop putrinya. Ia menjelaskan secara gamblang urutan kronologi kejadian masalah.

Dan menurut pihak kepolisian, masyarakat khususnya anak-anak yang menontonnya dapat mengambil sebauh pelajaran, jika mereka harus ‘menghormati’ dan ‘menurut’ atas perintah orangtua. Dan tindakan Hannah Jordan tak laik untuk ditiru.

Uniknya ayah anak ini ketika melihat video penembakan laptop yang telah tersebar luas di Youtube justru makin akrab. Mereka bahkan makin dekat pasca kejadian penembakan laptop tersebut.

“Hannah baik-baik saja, dan kami berdua bahkan tertawa senang sebab video yang saya ungguh ternyata menjadi hits dan tersebar secara viral,” tegas Tommy Jordan.

Tommy Jordan mengakui, jika dirinya bukanlah contoh yag baik dari seorang ayah. Setelah berkali-kali membaca dan melihat ulang postingannya (video) di Facebook, kadang ia menangis, sedih, marah, dan tangannya bergetar.


Cuplikan video di youtube
http://www.youtube.com/watch?v=kl1ujzRidmU


Leave a Reply

Udah baca artikel nya? Gimana pendapat kalian?
Ayo comment.. Jangan jadi silent reader guys :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments